Ruh adalah daya kehendak. Ruh nampak hidup ketika ada jiwa. Tanpa jiwa, ruh hanya menyadari adanya.


RUH

Kita dalam keadaan apa adanya sama dengan lainnya. Kosong! Sekedar ruh! Tak berjiwa.

Ruh tanpa bentuk. Di tahap ini semua sama.

Ruh malaikat, ruh manusia, ruh hewan, ruh jin, semuanya jika tanpa jiwa, maka keadaannya sama!

Demikian pula, makhluk jin & makhluk manusia adalah ruh yang diberi cetakan (jiwa) dari berbagai bentuk mulai dari jiwa kebinatangan sampai kepada jiwa kemalaikatan — dari jiwa (yang) rendah sampai jiwa yang tinggi.

Jiwa adalah kepribadian dari ruh.

Ruh tanpa jiwa, membuat kita berkehendak! Hanya berkehendak menyadari! Bagai seorang yang menatap kosong — seperti melamun. Tatapan kosong.

 

Ruh adalah daya kehendak.

Ruh nampak hidup ketika ada jiwa. Tanpa jiwa, ruh hanya menyadari adanya.

 

Hati itu adalah ruh yang bergetar. Ruh yang bergetar adalah ruh yang berkehendak.

Kehendak kita adalah ruh yang bergetar. Getaran (kehendak) ruh membentuk suasana hati.

Suasana hati adalah suara ruh.

Hati yang bersih adalah tanda suara ruh yang sedemikian syahdu (khusyu') dikarenakan ruh yang telah bergetar (berkehendak) dengan pola yang terbaik (sesuai yang dicontohkan Tuhan lewat agama , atau sesuai fitrah).

Tetapi bahkan ruh bergetar juga dalam batas tertentu sesuai cetakan jiwa.

Jiwa yang kuat akan memberikan cetakan yang kuat, sehingga ketika kehendak ruh bergetar mengikuti getaran yang tidak layak, maka tidak cukup menggoyang (cetakan) jiwa kita, sehingga jiwa juga tidak cukup tergetar untuk menyuarakan nada hati yang muram.

Hati yang bersih karena jiwa kita memiliki cetakan dengan pola yang benar, sehingga ombak getaran ruh tak mampu membentuk suara hati yang buruk jika cetakan jiwa kita berpola kebaikan.

Boleh jadi, jiwa kita baik, tetapi (karena tidak memiliki cetakan yang kokoh, sehingga) lemah, dan ketika kehendak ruh digoyang dengan pengaruh buruk, lalu bergetar secara berlebihan yang merusak cetakan jiwa baik tetapi lemah, maka hati akan menyuarakan kesedihan sebagai tanda ada yang berubah pada jiwa (kepribadian) kita, sebagai akibat dari pemaksaan kehendak ruh yang salah.

Hati Yang Galau

Hati yang kacau itu karena jiwa kita digetarkan lebih dari yang seharusnya atau digetarkan kurang dari yang seharusnya.

Jiwa Yang Bergetar

Bagaimana jiwa dapat tergetar? Jiwa digetarkan oleh kehendak ruh (ruh yang bergetar). Atau dari rangsangan luar melalui indera.

Kita menerima rangsangan dari indera (rangsangan yang sudah berbentuk getaran). Disalurkan oleh indera ke jiwa kita, dan bergetarlah jiwa kita, lalu nampaklah suara hati yang berubah mengikuti rangsangan dari luar.

Ruh bagaikan mesin mobil, sedangkan jiwa (nafs) adalah pengemudinya . Jiwalah yang mengendalikan tubuh, sedangkan ruh tidak memiliki peran apa pun kecuali memberi kehidupan pada tubuh. Jiwa adalah esensi yang diambil dari Adam dan diberikan kepada tubuh pada saat yang sama dengan Ruh yang memberi kehidupan